Management Proyek bidang IT dan Pendidikan
Pada hari ini sekitar jam 9 saat di BLC Telkom
Klaten, kita belajar tentang POAC... apa anda tau tentang POAC??
Sebagai pemimpin selain harus mempunyai jiwa kepemimpinan dia juga harus
mengetahui fungsi-fungsi management, Fungsi management ini yang akan membantu
pemimpin untuk menjalankan organisasi dalam pencapaian tujuan.
Prinsip Umum
Management Proyek
dalam sebuah
proyek terdapat Prinsip nya, Prinsip Ini di cetuskan oleh George R. Terry yang
merumuskan menjadi POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling, )
•P lanning
(Perencanaan)
•O rganizing
(Pengorganisasian)
•A ctuating
(Penggerakan)
•C ontroling
(Pengendalian)
A. Planning
(Perencanaan)
Planning
adalah proses yang secara sistematis mempersiapkan kegiatan guna mencapai
tujuan dan sasaran tertentu. Kegiatan diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
dalam rangka pekerjaan konstruksi, baik yang menjadi tanggung jawab pelaksana
(kontraktor) maupun pengawas (konsultan).
Kontraktor maupun
konsultan, harus mempunyai konsep planning” yang tepat untuk mencapai tujuan
sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
hal-hal yang
perlu diketahui :
•Permasalahan
yang terkait dengan tujuan dan sumber daya yang tersedia.
•Cara mencapai
tujuan dan sasaran dengan memperhatikan sumber daya yang tersedia.
•Penerjemahan
rencana kedalam program-program kegiatan yang kongkrit.
•Penetapan
jangka waktu yang dapat disediakan guna mencapai tujuan dan sasaran.
B. Organizing
(Pengorganisasian)
Organizing
(pengorganisasian kerja) dimaksudkan sebagai pengaturan atas suatu kegiatan
yang
dilakukan oleh
sekelompok orang, dipimpin oleh pimpinan kelompok dalam suatu wadah
organisasi.
Wadah organisasi ini menggambarkan hubungan-hubungan struktural dan fungsional
yang
diperlukan untuk menyalurkan tanggung jawab, sumber daya maupun data.
Dalam proses
manajemen, organisasi berfungsi untuk :
•menjamin
terpeliharanya koordinasi dengan baik.
•membantu
pimpinannya dalam menggerakkan fungsi-fungsi manajemen.
•mempersatukan
pemikiran dari satuan organisasi yang lebih kecil yang berada di dalam
kordinasinya.
C. Actuating
(Penggerakan)
Actuating
diartikan sebagai fungsi manajemen untuk menggerakkan orang yang tergabung
dalam organisasi agar melakukan kegiatan yang telah ditetapkan di dalam
planning. Pada tahap ini diperlukan
kemampuan
pimpinan kelompok untuk menggerakkan; mengarahkan; dan memberikan motivasi
kepada anggota kelompoknya untuk secara bersama-sama memberikan kontribusi
dalam menyukseskan manajemen proyek mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
Berikut ini
beberapa metoda mensukseskan “actuating” yang dikemukakan oleh George R. Terry,
yaitu:
• Hargailah
seseorang apapun tugasnya sehingga ia merasa
keberadaannya
di dalam kelompok atau organisasi menjadi penting.
• Instruksi
yang dikeluarkan seorang pimpinan harus dibuat dengan
mempertimbangkan
adanya perbedaan individual dari pegawainya,
hingga dapat
dilaksanakan dengan tepat oleh pegawainya.
• Perlu ada
pedoman kerja yang jelas, singkat, mudah difahami dan
dilaksanakan
oleh pegawainya.
•Lakukan
praktek partisipasi dalam manajemen guna menjalin kebersamaan dalam
penyelenggaraan manajemen, hingga setiap pegawai dapat difungsikan sepenuhnya
sebagai bagian dari organisasi.
•Upayakan
memahami hak pegawai termasuk urusan kesejahteraan, sehingga tumbuh sense of
belonging dari pegawai tersebut terhadap tempat bekerja yang diikutinya.
D. Controlling
(Pengendalian)
Controlling
diartikan sebagai kegiatan guna menjamin pekerjaan yang telah dilaksanakan
sesuai dengan rencana. Didalam manajemen proyek jalan atau jembatan,
controlling terhadap pekerjaan kontraktor dilakukan oleh konsultan melalui
kontrak supervisi, dimana pelaksanaan pekerjaan konstruksinya dilakukan oleh
kontraktor. Pengawas Umum (General Superintendat) berkewajiban melakukan
Pengendalian (secara berjenjang) terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh staf di
bawah kendalinya yaitu Site Administration, Quantity Surveyor, Materials
Superintendant, Construction Engineer, dan Equipment Engineer untuk memastikan
masing-masing staf sudah melakukan tugasnya dalam koridor “jaminan kualitas
(quality assurance)”. Sehingga, tahap-tahap pencapaian sasaran sebagaimana
direncanakan
dapat dipenuhi.
Kegiatan ini
berlaku juga dalam kegiatan internal konsultan supervisi, dalam artian, kepada
pihak luar konsultan supervisi itu bertugas mengawasi kontraktor, selain itu
secara internal Site Engineer juga melakukan controlling terhadap Quantity
Engineer dan Quality Engineer. Secara keseluruhan internal controlling ini
dapat mendorong kinerja konsultan supervisi lebih baik di dalam mengawasi
pekerjaan kontraktor.